Proyek Cor Beton ini Dipertanyakan Warga

BATU KALI – Proyek pembangunan jalan betonisasi di desa Tanjungagung, Kecamatan SDU, Kabupaten Muaraenim ini, memprihatinkan, volume matrial yang digunakan nampak memakai batu kali.
Laporan Zul Karnain
Muaraenim News, SEMENDE – Proyek pembangunan jalan betonisasi di Kabupaten Muara enim, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU),desa Tanjung Agung, menuai kritikan dari lapisan masyarakat. Betapa tidak proyek yang di kerjakan CV Cahaya Ratu ini terkesan sarat penyimpangan.
Proyek yang menelan anggaran mencapai Rp 489.401.000,00 dengan masa pengerjaanya 120 hari ini sangat disayangkan masyarakat setempat karena kualitas dari jalan tersebut tidak sebanding dengan biayanya yang begitu besar dianggarkan.
Salah seorang warga yang namanya enggan di sebutkan inesial HD (34), menuturkan, pihaknya sangat kecewa melihat hasil pekerjaan jalan beton tersebut. Karena belum setahun setelah selesai dikerjakan, beberapa bagiannya sudah nampak kerusakan mulai muncul batu kecilnya akibat air hujan.
“Saya melihat langsung kondisi jalan itu, pihak kontraktor diduga telah menyalahi bestek. Dimana, material yang digunakan tidak sesuai dengan material yang seharusnya digunakan untuk pekerjaan cor beton. Misalnya, semestinya memakai spelit di ganti dengan koral, batu yang digunakan adalah batu kali (sungai) yang ukurannya besar-besar. Batu seperti ini lebih cocok digunakan untuk pondasi. Seharusnya kalau untuk cor, batu yang digunakan adalah batu pecahan (cipping, red)” ujar HD
Penelusura wartawan Muaraenim New di lapangan
saat saya melihat langsung sejumlah proyek jalan beton dikerja asal jadi. Terbukti, belum setahun setelah selesai dikerjakan, beberapa bagian sudah rusak. Bahkan, batu-batunya telah berhamburan ke jalan. Ternyata, batu yang digunakan pihak kontraktor untuk melakukan pengecoran, diduga menyalahi bestek. Seharusnya menggunakan batu cipping, tapi yang digunakan pihak kontraktor adalah batu sungai atau batu kali yang ukurannya besar-besar.
Disisi lain HN (48) meyampaikan pada media sangat menyayangkan sikap kontraktor yang mengabaikan kepentingan masyarakat dan hanya mementingkan keuntungan besar. Padahal, mereka juga adalah putra daerah .
”Ini sama saja kita menciderai kita punya kampung sendiri. Karena rata-rata yang mengerjakan proyek jalan beton tersebut adalah pembanggunan untuk masyarakat. Kita tidak mau haya ini dijadikan lahan untuk memperkaya diri sendiri. Kasian daerah kita. Seharusnya, para kontraktor yang mengerjakan jalan beton di Kabupaten Muara enim tidak semata mengejar keuntungan. Tapi lebih pada kualitas dan mutu. Sehingga masyarakat betul-betul bisa menikmatinya. Bukan justru sebaliknya,” tuturnya.
Beberapa ruas jalan beton yang belum setahun setelah selesai dikerja dan kini kondisinya memprihatinkan, di antaranya jalan beton menuju Tanjung Agung cahaya alam ini, hal ini tentunya telah menciderai dan merugikan masyarakat. Olehnya itu, kata HD hendaknya aparat penegak hukum baik itu kepolisian maupun kejaksaan mengambil langkah hukum.
”Jangan biarkan para kontraktor nakal melakukan pekerjaan asal jadi. Sebab anggaran yang digunakan dalam membangun proyek tersebut adalah uang rakyat. Yakni pajak yang dipungut dari rakyat.Kasian ,” pungkasnya HD.