Masyarakat Desa Muara Lawai Bangun Rumah Petilasan Makam Puyang

Foto // makam sedang dalam proses pembangunan

Laporan Dedi

Muaraenim News, Lahat– Pembangunan rumah petilasan puyang di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat.
Pembangunan rumah petilasan puyang atau sering disebut makam puyang supaya masyarakat tahu bahwa ada kuburan puyang pendiri desa tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Badan Permusyawaratan Desa (PBD) Kharullah mengatakan, saat ini dimakam puyang Natakumala yang berdekatan dengan makam puyang Singo Layang sedang dibangun rumahnya.

“Lagi dibangun rumah buat makam puyang tersebut. Mungkin sedikit lagi selesai dikerjakan oleh tukang,” ujarnya.
Senin,(3/9/2018).
Sementara itu, ketua adat Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat Sihari ketika disambangi oleh awak media mengatakan, Desa Muara Lawai ini banyak terdapat makam puyang. Hal itu menandakan bahwa mereka dahulu pernah disini dan membangun desa ini atau sebagai pendiri desa ini. Dengan dibangunnya rumah pada makam puyang tersebut dapat terlihat bagus dan supaya masyarakat mengetahui bahwa puyang pendiri desa ini ada.

“Makam puyang itu bukti bahwa leluhur kita ada dan sebagai pendiri desa kita,” ujarnya.

Ditambahkan lagi oleh Sihari, ada sepuluh (10) makam puyang bahkan bisa lebih diDesa Muara Lawai Ini. 7(tujuh) sudah dibangun rumahnya yaitu puyang Cilianum, puyang Patih Mangku, puyang Maling Simbara, puyang Natakumala beserta Ratu Anum, puyang Dunok, puyang Singo Layang. Dengan dibangunnya rumah makam tersebut sebagai bentuk bukti, baik itu tentang asal usul desa, batas desa dan lainnya.

“Kita sebagai masyarakat Desa Muara Lawai harus mengetahui hal tersebut. Pada tanggal 14 Muharam kita membuat lemang, disana nanti akan diceritakan semua tentang sejarah Desa Muara Lawai,” tambahnya.

Terpisah, kepala Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat Johan Rapani mengatakan, makam puyang itu harus dilestarikan dan dijaga karena itu sebagai leluhur kita, tanpa adanya mereka kita tidak ada. Jadi wajib bagi kita untuk melestarikan sejarah.
“Jangan sampai tergerus oleh arus-arus penambangan karena itu saksi sebagai pendiri desa,” kata Johan.

Edithor Hafizul Ahkam

Show More
Back to top button