Guru Sebagai Pelopor Gerakan Sadar Literasi (Gradasi) di Sekolah

Oleh : Fitriani Eka
Guru SMP N 5 Muaraenim

Dalam pendidikan, guru berperan utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik khususnya pada jalur pendidikan formal (Permendikbud nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Maka dengan hal ini, guru disebut sebagai salah satu komponen terpenting dalam pendidikan. Untuk mendukung perannya tersebut, tentu saja profesionalitas sangat diperlukan. Mereka dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah dalam Permendikbud nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Di era ini, pemerintah menghimbau Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di Indonesia menjadi bagian dari proses pendidikan. Tentu, peranan guru kembali dipertanyakan. Sebagai pemangku peranan penting dalam hal ini, guru pun harus bisa menjadi tauladan bagi para peserta didik. Guru harus benar-benar menjalankan peran untuk membimbing lalu mengarahkan bagaimana berliterasi di sekolah. Sehingga kelak mereka menyadari pentingnya berliterasi bagi kehidupan di masa mendatang.

Banyak pendidik belum menyadari sepenuhnya pentingnya gerakan literasi di sekolah. Padahal, para guru lah yang menjadi model atau contoh pertama bagi para peserta didik. Dengan memperlihatkan kepada mereka bahwa guru pun bisa memanfaatkan waktu untuk berliterasi, yaitu membaca dan menulis, para peserta didik akan lebih mudah terpengaruh dan termotivasi.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh agar kegiatan berliterasi dapat berjalan di sekolah, yakni:
1. Guru harus memastikan dan langsung turut berpartisipasi membimbing dan mengarahkan para peserta didik pada kegiatan membaca lima belas menit di awal kegiatan belajar.

2. Guru menghimbau peserta didik untuk mencintai semua jenis bacaan.

3. Guru memberikan contoh memahami bacaan dengan baik.

4. Tunjukkan bahwa guru pun mempunyai hobi membaca dan menulis. Contoh: guru sengaja duduk di tempat-tempat tertentu yang dilihat siswa untuk membaca buku pada waktu senggang.

5. Guru duduk berdampingan dengan siswa untuk membaca buku bersama-sama di perpustakaan atau di pojok baca sekolah.

6. Guru meminta anak untuk menulis minimal satu tulisan dalam satu hari di sebuah buku kosong.

7. Guru memasang berbagai tulisan-tulisan inspiratif dan bermanfaat seperti poster, motto, pesan dan lain-lain.

8. Guru mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan kegiatan literasi misalnya, lomba menulis dan membaca puisi, lomba mendongeng, lomba berpidato, pentas seni dan jenis lomba lainnya.

9. Guru memilih duta literasi sekolah.

10. Guru berlomba-lomba untuk berinovasi, menemukan sesuatu yang baru, membuka wawasan demi meningkatkan kompetensi.

11. Guru memanfaatkan ICT dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebagai upaya mendukung kegiatan literasi teknologi di sekolah.

Kegiatan literasi memang membutuhkan kerjasama seluruh warga sekolah dan dukungan penuh dari masyarakat serta pemerintah setempat. Namun, guru lah faktor penentu keberhasilan kegiatan literasi di sekolah. oleh karena itu, marilah kita bekerja secara ikhlas dan terus membimbing tanpa mengenal lelah untuk menghasilkan peserta didik yang berkarakter dan literat.

Show More
Back to top button