KOMISI IV DPRD MUARA ENIM, PASIEN DIOBATI DULU BARU BAYAR

Muaraenim News, MUARAENIM– Sejumlah insan jurnalis Kabupaten Muara Enim temui komisi IV DPRD diruang rapat komisi IV kantor DPRD Muaraenim. Rabu (15/11/2017)

Kasus dugaan penelantaran pasien Deky (26) warga kepur Kecamatan Muaraenim, pada hari Senin 06/11/2017 lalu di IGD RSUD Rabain, terus menjadi viral di Sosial Media (Sosmed). “Deky pasien luka cukup besar ditangannya yang dilarikan di IGD RSUD Rabbain Muaraenim tersebut tidak mendapat pelayanan sebagaimana SOP alias ditelantarkan dikarenakan oknum dokter yang bertugas diduga meminta uang bayaran pengobatan dulu baru pasien Deky diobati” dikutip dari Radar Nusantara.com. Kasus inilah yang menjadi topik yang dipertanyakan sejumlah awak media ke komisi IV DPRD Muaraenim

Lambatnya direktur RSUD dalam menyelesaikan kasus ini, membuat berita yang release tentang kasus ini menjadi pertanyaan dimasyarakat Muaraenim khususnya, masyarakat bertanya-tanya apakah berita ini benar atau mengada-ada.

Aben, salah satu wartawan online yang juga mengekspos berita tersebut menyayangkan lambatnya direktur RSUD ini dalam menyelesaikan kasus tersebut, sehingga membangun opini dimasyarakat yang kurang baik terhadap pemberitaan yang ada tentang kasus ini. Sebagai jurnalis inilah salah satu tugas yang wajib dilakukan adalah mempublikasikan temuan yang keluar dari mekanisme yang ada.

“Saya mewakili teman-teman jurnalis yang bertugas di Muaraenim kecewa dengan Pak Direktur, pahal beliau sudah tau, sudah kita temui, sudah kita ceritakan, mengenai kasus ini,  sempat kita pending selama dua hari agar ada penjelasan resmi terkait kasus ini” seusal Ketua DPD IWO Kabupaten Muara Enim ini.

Aben juga menyayangkan adanya permintaan maaf dan klarifikasi dari oknum dokter yang berinisil Dr melalui akun facebook pribadinya. Dokter Dr mengatakan bahwa yang menangani pasien pada waktu itu bukanlah dirinya. Sehingga permintaan maaf dan Klarifikasi dokter Dr mengundang reaksi teman-temanya yang tidak percaya atas tuduhan kepada dokter Dr. Hampir 100% dari komentar yang masuk mengecam jurnalis yang membuat berita tersebut. Menuduh berita tersebut abal abalan dan hanya merusak nama baik RSUD dan dokter Dr. Bahkan ada beberapa komentar yang menyudutkan Insan jurnalis. Seharusya dokter Dr, bisa melakukannya secara resmi ” jumpa pers atau apa saja namanya , panggil wartawan yang bersangkutan dan sama-sama duduk disatu meja dengan kepala dingin, kalau memang tidak bersalah dan bukan di medsos facebook.

” Iya, dokter Dr membuat gaduh dengan memposting klarifikasinya di FB, sehingga profesi kita di cemo’oh di komentarnya, wajar saja itu teman-temanya yang komentar yang gak tau masalah sebenarnya permasalahan itu seperti tuturnya

Ditambahkan Aben juga karna belum ada titik terangnya kasus ini, dirinya dan puluhan wartawan lainnya telah mendatangi kantor DPRD Muaraenim, menemui anggota DPRD Komisi IV yang merupakan fatnernya RSUD Rabain.

Kedatangannya disambut baik oleh Misran SAg dan Dadang Hartono SH anggota komisi IV di DPRD Muaraenim.

“Hari ini kami dan teman tman sudah mempertanyakan kasus ini ke komisi IV, Kami sudah menceritakan kronologis kejadiannya, laporan kami disambut baik oleh komisi IV” katanya

Misran SAg mengatakan jika ini memang benar adanya, maka oknum dokter Dr tersebut sudah melanggar aturan tentunya ini sangat disayangkan ada oknum dokter yang tidak mengerti akan tugas dan mekanisme dalam melayani pasien, seharusnya seorang dokter harus cekatan jika ada pasien. Lanjutnya Komisi IV akan secepatnya memanggil  dokter Dr dan Direktur RSUD jika terbukti bersalah akan kita keanakan sanksi kepada dokter Dr

“Saya mewakili teman teman di komisi IV ucapkan terimakasih kepada teman teman wartawan atas temuan ini, percayakan kepada kami untuk menanganinya, jika terbukti nanti jelas kita akan berikan sanksi” jelasnya

Ditempat yang sama Dadang Hartono menambahkan pasien yang masuk di RSUD itu wajib mendapat pengobatan apalagi melalui UGD, setelah sudah mendapat pengobatan baru meminta bayarannya. Jangan seperti kasus ini bayar dulu baru diobati

“Betul, saya miris mendengarnya ada pasien harus bayar dulu baru diobati, gimana kalau belum ada uang, kan kasian pasien” pungkasnya.

Penulis : Imam
Editor   : Hafiz

Show More
Back to top button