JEMBATAN GANTUNG INI NYARIS RENGGUT NYAWA PULUHAN SISWA
Muaraenim Newe, REJANGLEBONDG -Warga Dusun I Desa Lubuk Ubar Kecamatan Curup Selatan kemarin siang mendadak heboh lantaran jembatan gantung yang dibangun sejak sejak 1972 didesa tersebut putus dan nyaris merenggut nyawa puluhan siswa SMPN 8 Rejang Lebong yang ada didesa tersebut.
Kejadian yang sempat membuat pihak sekolah serta pihak keluarga dan warga tersebut panik terjadi sekitar pukul 12.00 WIB Jum’at (13/10), dimana kejadian tembatan gantung berlantai papan tersebut putus disaat anak-anak siswa SMPN 8 tengah ada diatas jembatan. Akibatnya banyak siswa yang tercebur kedalam sungai hingga mengakibatkan beberapa siswa pingsan dan sebagian lainnya dilarikan ke RSUD Curup untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut informasi yang diperoleh kejadian naas tersebut bermula saat sekolah yang menerapkan Full Day itu tengah beristirahat siang. Sebagian anak-anak meminta izin kepihak sekolah untuk melaksanakan shalat Jum’at di Masjid Darul Iman yang letaknya tak jauh dari sekolah.
Lantaran niat izin anak-anak tersebut untuk melaksanakan shalat Jum’at pihak sekolahpun mengizinkan, namun sebelum keluar sekolah anak-anak diminta mengisi daftar izin dimeja guru piket. Tanpa sepengetahuan pihak sekolah, ternyata para siswa kelas IX dan VIII tersebut tidak langsung ke Masjid melainkan bermain terlebih dahulu di jembatan gantung yang letaknya tak jauh dari Masjid.
Waka Kesiswaan SMPN 8 Rejang Lebong Ramaini saat dikonfirmasi wartawan menyebutkan siswa yang diketahui minta izin ke pihak sekolah untuk melaksanakan shalat Jum’at ada sebanyak 27 orang.”Mereka ini izinnya mau melaksanakan shalat Jum’at, yang izin itu ada 27 siswa, tiba-tiba kami mendapat kabar jika ada anak-anak SMP yang tercebur kedalam sungai akibat jembatan gantung putus, kami kaget dan langsung kelokasi untuk melakukan pengecekan,”terang Ramaini.
Atas kejadian yang menimpa puluhan siswanya itu, pihak sekolah dibantu masyarakat langsung bergerak cepat, sebagian anak-anak dilarikan ke UKS Sekolah dan ada juga yang langsung dilarikan ke RSUD Curup untuk mendapatkan perawatan.”Alhamdulillah setelah semua dilakukan pengecekan, jumlah siswanya lengkap, awalnya sempat dilakukan pencarian namun semua selamat, memang ada yang mengalami luka-luka ringan dan ada juga yang sempat pingsan dan trauma, tapi semuanya sudah diperbolehkan pulang termasuk yang sempat dibawa ke RSUD Curup,”jelasnya.
Menurut informasi lainnya Yogi salah satu warga yang turun langsung membantu menyelamatkan anak-anak yang sempat hanyut dan pingsan disungai setelah jatuh dari jembatan gantung menjelaskan jika kejadian tersebut terjadi saat warga tengah melaksanakan shalat Jum’at.
Putusnya tali seling jembatan gantung tersebut diduga lanjut Yogi lantaran kelebihan beban diatasnya, ditambah dengan anak-anak yang bermain dan berayun-ayun dijembatan tersebut.”Saat jembatan putus beberapa anak langsung mencari bantuan, saat saya tahu saya langsung turun bersama beberapa warga lainnya untuk menolong siswa yang jatuh dan pingsan akibat hanyut dan pingsan, ada juga anak-anak yang berhasil menepi sendiri karena bisa berenang,”sampai Yogi.
Disisi lain, Kades Lubuk Ubar Harpin menyebutkan jika selama ini kondisi jembatan masih cukup baik, apalagi jembatan tersebut selalu dimanfaatkan warga desa tersebut untuk menuju perladangan dan kebun. Apalagi jembatan tersebut baru mengalami perehaban ditahun 2015 lalu.”Jembatan itu baru kami perbaiki, papannya baru kami gantu, mungkin karena kelebihan kafasitas, kemudian anak-anak ini lompat-lompat dan berayun diatas jembatan, akhirnya taling seling pengikat jembatan putus,”tutur Kades.
Dijelaskan pula oleh sang Kades, Jembatan gantung yang selalu dilintasi setiap hari oleh petani dan warga untuk kelokasi kebun dan ladang itu dibangun ditahun 1972, awalnya hanya menggunakan batang bambu, kemudian oleh warga ditahun 1992 direnovasi dengan menggunakan tali seling, kemudian ditahun 2015 kembali dilakukan renovasi oleh warga dibagian lantai jembatan dengan menggunakan papan.
Penulis : Agus
Editor : Hafiz