Beranda Muara Enim Hilangnya Liga Serasan Muara Enim yang Miliki 320 Klub

Hilangnya Liga Serasan Muara Enim yang Miliki 320 Klub

189
0
Laporan Hafiz
 
Muarenimnews.com, MUARAENIM – Kemeriahan pertandingan Sepak Bola Bupati Cup tahun 2022 berakhir, terkait hal ini muaraenimnews.com menyusuri keberadaan Liga Serasan yang hilang bak di telan bumi, padahal LigaTingkat  Kabupaten Muaraenim ini menghidupkan ekonomi, dan pertandingnya dinikmati langsung oleh masyarakat setempat hingga ke pelosok desa.
 
Berdasarkan ketererangan Tim pendiri Liga Serasan , Hanan Zul Karnain, Ridwan Noviar, Jumalana, Emir Faizal, Ahmad Yan Riani, dan lain-lain di temui di Sekretariat Komisi Olahraga Nasional Indonesia (Koni), Senin (31/10/2022)
 

Ini wawancara wartawan muaraenimnews.com dengan pelaku sejarah Liga Serasan. Ceritakan dari awal, Liga serasan dimulai ada satu konsep itu diawali sekitar tahun 2007, bahwa PSSI Muaraenim pada waktu itu dibawa kepemimpinan Pak Hanan, selaku wakil bupati Muara Enim. Beliau merancang  suatu kegiatan sepak bola, event itu masih pakai Stadion lama belum dipagar, belum dibangun stadion sekarang ini, untuk menggairahkan persepakbolaan di bumi serasan sekundang ini.

 
Dimana dapat melibatkan semua warga Kabupaten Muara Enim yang suka sepak bola, sehingga untuk menampung Keinginan pemain untuk bertanding sepak bola. Oleh karena itu pada waktu itu PSSI Kabupaten Muara ini merencanakan konsep yang namanya Liga Serasan. Liga ini disusun dibuat disiapkan adalah suatu event pertandingan sepak bola dan menjadi agenda tahunan. Maka setiap tahun itu digelar dalam rangka persiapan  hari jadi Kabupaten Muara Enim.
 
“Kemudian Konsep ini kita buat oleh para pengurus PSSI di Kabupaten Muara Enim, pada waktu itu melakukan rapat konsep mana yang paling pas untuk di Liga Serasan, akhirnya muncullah ide bagaimana untuk menampung semua pemain-pemain di tingkat Desa atau tingkat kecamatan, karena terkendala jaraknya datang ke Muara inim, makanya kita buat zona pada waktu itu ada lima zona zona 1 itu meliputi Kecamatan Muaraenim, Kecamatan Gunung Megang, Kecamatan Ujan Mas, Kecamatan Benarkat. Zona 2 itu daerah Tanah Abang, Penukal, Penukal Utara, ABAB kemudian l zona 3-nya daerah Rambang Rambang Dangku, Dubai dan lumbai zona 4 yaitu  Kecamatan Lawang Kidul, zona 5 nya itu ada di Gelumbang raya yang diikuti oleh Lembak, melekat Sungai Rotan,” Katanya.
 
Konsep itu disampaikan kepada teman-teman di tiap zona itu, siapa yang menjadi pelaksana kemudian Muaraenim membackup dari Muara Enim,  kalau di sana keterbatasan masalah wasit bisa dikirim, karena wasitnya harus punya lisensi yang memimpin sebuah pertandingan, yang tahu aturan sepak bola.
 
“Kawan-kawan panitia penyelenggara di tiap zona itu itu oleh PSSI dibantu biaya pelaksanaan, terlepas nanti mereka merasa kurang mencari dana untuk ini silakan tidak dilarang oleh kita sepanjang itu untuk melaksanakan itu dari  5 zona ini, itu bervariasi seperti di Gelumbang Raya itu sampai pernah mencapai 65 klub kemudian di zona 3 juga seperti itu zona 2 juga seperti itu dari masing-masing zona, inilah juara dan itulah yang akan datang ke Muara Enim, untuk merebut itu, istilah kartu kalau gitu bahasanya Grand finalnya,” papar dia.
 
Hadiah pertama juara pertama saat itu adalah 40 juta rupiah, kemudian Juara kedua itu ada 30 juara, ketiganya 20 juta, keempatnya 10 juta. Nah kemudian tahun berikutnya kebijaksanaan bupati Muara ini hadiahnya itu tambah.
 
Lebih jauh dia menjelaskan, pada waktu pertama kali di gelarnya Liga sarasan itu ada sponsor dari Gudang Garam yang pada waktu itu di lobi oleh ketua PSSI, siap membantu membicup, kemudian juga ada juga pihak sponsor, Mentari juga memberikan sponsor gebyarnya Liga sarasan.
 
Dan liga ini benar-benar terasa oleh masyarakat di desa-desa bahwa ada pertandingan sepak bola. 
 
Waktu pelaksanaan  untuk 320 klub dengan 5 zona itu dibutuhkan waktu kurangblebih 2 bilan lamanya.
 
Dia menambahkan salah satu syarat yang  ditekankan di Liga Serasan ini, adalah warga Kabupaten Muara ini yang boleh mengikuti Liga 1 Tidak ada orang lain dengan membuktikan dengan KTP,  jadi pemain itu yang terpenting KTP Muara Enim.
 
“Selain itu pemain  sudah main di satu klub dan di tarik lagi oleh klub menang itu di sahkan,  jadi pemain punya potensi punya talenta punya kualitas tapi masih punya kesempatan menunjukkan potensinya,” pungkas dia
 
“Harapan kita yang pernah mendirikan ligasrasan ya tentunya kita berharap dengan kepengurusan askap sekarang. Berharap kawan-kawan di PSSI Kabupaten Muara Enim, kembalikan lagi Marwah Liga Serasan, karena itu ciri khas yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain,” ungkapnya.
 
Dari liga serasan itu pernah menelurkan pemain yang di rekrut Sriwijaya FC yaitu Fajar Sasongko.