Gubernur Salahkan Warga yang Tewas diterkam Harimau

Laporan Redaksi

Muaraenim News, PALEMBANG –  Gubernur Sumsel Herman Deru meminta tewasnya manusia usai diterkam harimau tak perlu dibesar-besarkan. Padahal sudah ada empat warganya tewas karena diterkam hewan liar itu.

“Saya melihat ini sebenarnya sesuatu yang gak layak dibesar-besarkan,” ungkap Deru, Kamis (26/12/2019).

Menurut Deru, penilaian itu karena lokasi penyerangan berada di habitat harimau. Informasi yang diterimanya, hingga saat ini belum satu ekor pun harimau keluar dari habitatnya.

“Karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau, tak sejengkal tanah pun harimau keluar dari habitatnya,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, harimau memilih daya ingat yang tinggi. Hewan buas dilindungi itu tak sembarang menyerang jika tidak ada manusia yang mengganggunya.

“Di kejadian pertama, penebang kayu yang pakai chainsaw itu adalah orang pertama yang diterkam harimau, ada saksinya,” kata dia.

Persoalan saat ini, sambung Deru, tidak ada tanda pembatas hutan lindung sebagai habitat harimau dengan perkebunan warga. Alhasil, masyarakat tidak mengetahui areal hutan yang dilarang dimasuki atau digarap menjadi lahan perkebunan.

“Mungkin warga tidak tahu mana batasnya, karena gak ada batas alam, batas kawasan (hutan lindung). Saya sudah bicara dengan Kementerian Kehutanan, agar tulisan-tulisan terkait batas kawasan diperbanyak,” pungkasnya.

Diketahui, selama dua bulan terakhir ada enam kali penyerangan harimau Sumatera terhadap manusia di sekitar Gunung Dempo Pagaralam dan Lahat, Sumsel. Dari kejadian itu, empat petani tewas.

Sumber merdeka.com

 

Show More
Back to top button