BMKB KECAM STATEMENT CAWABUP LAHAT NOMOR 2 YANG MENGATAKAN JEME KIKIM PACAK DITUKAR KECEPOL PISANG GORENG

Laporan : Irhamudin
Muaraenimnews.com LAHAT- Barisan Muda Kikim Bersatu (BMKB) yang diketuaI oleh Aris Patimuna mengecam ucapan yang dilontarkan calon wakil Bupati Lahat periode 2025-2030 nomor urut 2 WN yang mengatakan “Jeme Kikim Pacak Ditukar Kecepol dan Pisang Goreng” pada acara resepsi pernikahan di wilayah itu.
“Kalau yang mengatakan atas name jeme kikim untuk menambah semangat kesatuan dan persatuan, kami terime, tapi die tu bukan jeme kikim, jadi ucapan WN itu harus ditarik kembali, kalu dide kami hari senin akan mengadekah demo,” tegas ketua BMKB tersebut, Sabtu 09/11/2024.
Dalam hal itu Aris menyampaikan BMKB akan mengadakan rapat dan konsultasi kepada Kuasa Hukum agar supaya permasalahan ditindaklanjuti, rencananya pada hari senin besok akan melakukan demonstrasi ke KPU terus ke Polres Lahat.
Karena menurut BMKB (Barisan Muda Kikim Bersatu) perkataan yang dilontarkan WN cawabup Lahat nomor 2 itu, diduga sangat merendahkan harga diri serta harkat dan martabat semua keturunan Kikim.
Senada disampaikan Adi, salah seorang putra asli daerah Kikim, menilai bahwa statement WN sangat tidak menggambarkan seorang calon wakil bupati yang bijak dalam menghadapi situasi politik yang makin memanas jelang Pilkada Lahat 2024 ini.
“Seharusnya WN mengajak dengan tutur kata yang baik, jangan seolah-olah melecehkan garis keturunan Kikim, justru boomerang yang bisa saja membuat elektoralnya berpasangan dengan BZ menjadi menurun dikalangan masyarakat Kikim Area,” kata putra daerah Kikim itu.
Lanjut Adi, memang yang nomor 2 itu selalu bermain dengan unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), yang mana bermain suku itu sebenarnya sudah tidak zamannya lagi dan tidak boleh, tapi sepertinya memang mereka itu tidak mengerti dan tidak paham, sangat mencederai sila Ke-3 Persatuan Indonesia.
“Ada banyak suku diantaranya Orang Jawa, Sunda, termasuk Pagar Alam, Besemah, Tebing Tinggi dan lainnya yang ada di Kabupaten Lahat ini, atau jangan-jangan mereka beranggapan hanya suku mereka saja yang boleh mencalonkan diri jadi pemimpin di Kabupaten Lahat ini?, ada pun Jawa, Sunda, Dayak, Pagun dan Jarai, itu jangan-jangan tidak boleh bagi mereka, sebenarnya tidak boleh seperti itu, sedangkan mereka masih butuh suara keturunan Jawa, Sunda, suara Sulawesi L, Besemah bahkan Lintang dan Saling yang ade di Lahat ni, kalau mereka seperti itu, jangan pula mereka minta pilih dengan suku lain itu,” tutup Adi.